Jumat, 13 November 2009


GERIMIS SORE
Saat rindu itu menggebu
ada jalan untuk mengenang masa lalu
Sampai,
rasa itu terpatri dalam bingkai senja di hari esok
Sujud seolah mengundang hati
untuk melantunkan aroma Tuhan
Teringat,
romantisme masa lalu
Saat guru mengajarkanku untuk hidup,
ada bayang-bayang
yang tetap mengusik hati
Untuk memikul tanggung jawab
Yang Tuhan bebankan
Rasanya,
aku ingin bersua denganMu


                                                                                                                               Bandung, 13November 2009


Cakrawala musim semi

JAWABAN UTS FILSAFAT


Nama                           : Firmansyah
NIM                            : 207 202 102
Kelas/Semester            : Biologi B/V(Lima)
Jurusan/Prodi              : Pendidikan Biologi         
Mata Kuliah                : Filsafat Sains
Dosen                          : Irawan, M.Hum.

1.Soal: Kebenaran sains bersifat relatif, maknai dengan optimistik.
                Optimistik diambil dari kata optimisme dengan  kata dasar optimis, dimana arti kata optimisme adalah selalu percaya diri dan berpandangan atau berpengharapan baik (dalam segala hal). Seperti halnya seseorang yang menghayati sesuatu selalu dari segi yang baik dan menyenangkan.
            Optimisme merupakan suatu aliran yang dipelopori oleh Schopen Hauer, yang memiliki pandangan bahwa yang menentukan baik buruknya seseorang itu adalah berdasarkan pembawaannya, bukanlah pendidikannya, sebab pada dasarnya penghidupan itu selalu baik. Dalam kamus Bahasa Indonesia Kontemporer dinyatakan bahwa sifat optimisme dimiliki oleh orang yang selalu yakin akan memperoleh hasil yang baik dari usaha atau dari hal-hal yang dihadapi atau dikerjakannya.
            (http://otentik-karya.blogspot.com/2009/01/bab-iii-jiwa-optimisme-pengertian.)12/11/2009
            Dapat dirumuskan bahwa optimistik berdasyarkan pembawaannya memiliki makna bahwa pandangan yang dikemukakan harus bersifat alamiah atau pandangan yang mendasar. Dengan kata lain bahwa kebenaran sains harus ditinjau dari esensi dasar yang ada.
            Ada beberapa kelompok scientis atau pemikir yang mengatakan bahwa tidak ada kebenaran mutlak, segala sesuatu bersifat relatif, apabila suatu kepercayaan tertentu diteliti dengan membandingkannya dengan kepercayaan lainnya maka akan didapati bahwa dalam setiap kepercayaan ada corak-corak khusus yang saling melengkapi satu sama lain, dan hal itu tidak berarti bahwa yang satu mutlak benar dan yang lain mutlak salah, kedua-duanya bisa sama-sama benar bisa juga sama-sama salah tergantung dari perspektif mana orang memandangnya, orang-orang yang berpandangan demikian dikenal dengan penganut paham liberalisme. Walaupun beberapa orang yang berpandangan liberalisme tidak selalu serba menerima segala konsep agama, namun paling tidak beberapa kelompok berpandangan bahwa ada unsur kebenaran dan kebaikan di dalam setiap agama, sehingga atas dasar penalaran demikian maka mereka tidak menerima konsep adanya kebenaran mutlak atau absolute, segala hal bersifat relatif tergantung sudut pandang masing-masing kelompok orang.
            (http://%20filsafat%20ilmu/kebenaran-relatif-pandangan-yg-populer.)12/112009
Selama kita masih berstatus makhluk, maka kita akan selalu bergelimang dengan kebenaran dan kesalahan meskipun keduanya hanyalah bersifat relatif. Semua yang hakiki dan mutlak hanya milik Sang Maha Pencipta.
Secara naluriah, manusia selalu akan mencari kebenaran. Sebagai sebuah proses, pencarian kita akan kebenaran tidak serta merta langsung mendapatkan apa yang kita inginkan, tetapi setahap demi setahap, dari kebenaran relatif satu ke kebenaran relatif yang lain dan pada akhirnya pada suatu saat kita akan mendapatkan kebenaran yang sempurna, yaitu kebenaran ilahi yang hakiki. Lalu mengapa kebenaran-kebenaran relatif itu ada ? Kebenaran relatif adalah kebenaran yang masih mengandung prasyarat konteks atau situasi. Pada suatu konteks tertentu kebenaran bisa menjadi salah, demikian pula sebaliknya  pada saat yang lain kesalahanpun bisa dibenarkan.
Karena konteks relatifitas ini pulalah, maka ilmu selalu dapat berkembang, pengatehauan manusia terus mengalami perubahan. Karena pada dasarnya terjadinya perubahan adalah karena adanya perbedaan relatif suatu kondisi dengan situasi yang lain.
Keterbatasan manusia pulalah yang mengakibatkan seseorang sering beranalogi untuk mencari kebenaran. Meskipun cara ini cukup ampuh untuk memahami suatu permasalahan, tetapi sering kali pula analogi yang dikembangkan justru menjerumuskan kita kepada pembenaran yang sebenarnya tidak berdasar.
Sains adalah  aktifias pemecahan masalah yang dilakukan oleh manusia yang dimotivasikan oleh rasa ingin tahu tentang dunia sekitar mereka dan keinginan. Untuk memahami alam tersebut, serta keingian memanipulasi alam dalam rangka meluaskan keinginan atau kebutuhannya.
Dalam Filasafat Umum  (Ahmad Tafsir:2000:7) dikatakan bahwa Sains dan teknologi digunakan untuk mewarnai dunia berdasyarkan pandangan hidupnya, yaitu agama dan filsafat. Sains adalah pengetahuan yang logis dan didukung oleh bukti empiris (bukti nyata). Dalam bentuknya yang telah baku, pengetahuan sains itu  mempunyai paradigma  positif dan metoda ilmiah.Formula utama dalam  pengetahuan sains ialah buktikan bahwa itu logis dan tunjukkan bukti empirisnya. Formula ini perlu diperhatikan, karena adakalanya kita menyaksikan ada bukti-bukti empiris, tetapi tidak logis. Yang seperti itu bukan pengetahuan sains.
Maka dapat diambil kesimpulan penting bahwa ketidaklogisan atau kurang logis dan bukti empiris yang kurang atau bahkan tidak empiris  menjadi alasan akan adanya kebenaran yang relatif, karena seiring dengan fakta tersebut, akan ada orang yang berusaha membuat anggapan atau teori baru, ada yang memperbaikinya, atau juga ada yang berusaha menyikapi dalam batas kewajaran dengan persepsi yang sederhana. Secara naluriah Tidak ada kebenaran yang absolut bagi manusia, karena kebenaran menurut manusia belum tentu benar menurut manusia lain, apalagi menurut Tuhan. Hal itu karena kebenaran sendiri diciptakan oleh Tuhan, dan Tuhan sendiri yang benar secara mutlak.
2.Soal: Jelaskan perbedaan ilmu dengan pengetahuan.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga, terbitan Balai Pustaka, Jakarta, 2001, ilmu artinya adalah pengetahuan atau kepandaian. Dari penjelasan dan beberapa contohnya, maka yang dimaksud pengetahuan atau kepandaian tersebut tidak saja berkenaan dengan masalah keadaan alam, tapi juga termasuk “kebatinan” dan persoalan-persoalan lainnya. Sebagaimana yang sudah kita kenal mengenai beberapa macam nama ilmu, maka tampak dengan jelas bahwa cakupan ilmu sangatlah luas, misalnya ilmu ukur, ilmu bumi, ilmu dagang, ilmu hitung, ilmu silat, ilmu tauhid, ilmu mantek, ilmu batin (kebatinan), ilmu hitam, dan sebagainya.
Kata ilmu sudah digunakan masyarakat sejak ratusan tahun yang lalu. Di Indonesia, bahkan sebelum ada kata ilmu sudah dikenal kata-kata lain yang maksudnya sama, misalnya kepandaian, kecakapan, pengetahuan, ajaran, kawruh, pangrawuh, kawikihan, jnana, widya, parujnana, dan lain-lain. Sejak lebih dari seribu tahun yang lampau nenek moyang bangsa kita telah menghasilkan banyak macam ilmu, contohnya kalpasastra (ilmu farmasi), supakasastra (ilmu tataboga), jyotisa (ilmu perbintangan), wedastra (ilmu olah senjata), yudanegara atau niti (ilmu politik), wagmika (ilmu pidato), sandisutra (sexiology), dharmawidi (ilmu keadilan), dan masih banyak lagi yang lainnya.
        Ada yang mencoba membedakan antara pengetahuan (knowledge) dan ilmu (science). Pengetahuan diartikan hanyalah sekadar “tahu”, yaitu hasil tahu dari usaha manusia untuk menjawab pertanyaan “what”, misalnya apa batu, apa gunung, apa air, dan sebagainya. Sedangkan ilmu bukan hanya sekadar dapat menjawab “apa” tetapi akan dapat menjawab “mengapa” dan “bagaimana” (why dan how)., misalnya mengapa batu banyak macamnya, mengapagunungdapatmeletus,mengapaesmengapungdalamair. Pengetahuan dapat dikembangkan lebih lanjut menjadi ilmu apabila memenuhi tiga kriteria, yaitu obyek kajian, metoda pendekatan dan bersifat universal. Tidak selamanya fenomena yang ada di alam ini dapat dijawab dengan ilmu, atau setidaknya banyak pada awalnya ilmu tidak dapat menjawabnya. Hal tersebut disebabkan ilmu yang dimaksud dalam terminologi di sini mensyaratkan adanya fakta-fakta.

(file://%20filsafat%20ilmu/PENGERTIAN%20PENGETAHUAN,%20ILMU%20DAN%20FILSAFAT%20%C2%AB%20KEPANDAIAN)11/11/2009
            Definisi ilmu adalah pengetahuan yang teratur tentang pekerjaan hukum sebab-akibat dalam suatu golongan masalah yang sama sifatnya, baik menurut kedudukannya (apabila dilihat dari luar), maupun menurut hubungannya (jika dilihat dari dalam).
MohammadHatta, menyatakan bahwa definisi ilmu dapat dimaknai sebagai akumulasi pengetahuan yang disistematisasikan. Suatu pendekatan atau metode pendekatan terhadap seluruh dunia empiris.Ilmu dapat diamati panca indera manusia .Suatu cara menganalisis yang mengizinkan kepada para ahlinya untuk menyatakan -suatu proposisi dalam bentuk: "jika,...maka..."
Harsojo, Guru Besar Antropolog, Universitas Pajajaran berpendapat bahwa definisi ilmu bergantung pada cara kerja indera-indera masing-masing individu dalam menyerap pengetahuan dan juga cara berpikir setiap individu dalam memroses pengetahuan yang diperolehnya. Selain itu juga, definisi ilmu bisa berlandaskan aktivitas yang dilakukan ilmu itu sendiri. Kita dapat melihat hal itu melalui metode yang digunakannya.
Dari definisi yang diungkapkan Mohammad Hatta dan Harjono di atas, kita dapat melihat bahwa sifat-sifat ilmu merupakan kumpulan pengetahuan mengenai suatu bidang tertentu yang...
  1. Berdiri secara satu kesatuan,
  2. Tersusun secara sistematis,
  3. Ada dasar pembenarannya (ada penjelasan yang dapat dipertanggung jawabkan disertai sebab-sebabnya yang meliputi fakta dan data),
  4. Mendapat legalitas bahwa ilmu tersebut hasil pengkajian atau riset.
  5. Communicable, ilmu dapat ditransfer kepada orang lain sehingga dapat dimengerti dan dipahami maknanya.
  6. Universal, ilmu tidak terbatas ruang dan waktu sehingga dapat berlaku di mana saja dan kapan saja di seluruh alam semesta ini.
  7. Berkembang, ilmu sebaiknya mampu mendorong pengetahuan-pengatahuan dan penemuan-penemuan baru. Sehingga, manusia mampu menciptakan pemikiran-pemikiran yang lebih berkembang dari sebelumnya.

Dari penjelasan di atas, kita dapat melihat bahwa tidak semua pengetahuan dikategorikan ilmu. Sebab, definisi pengetahuan itu sendiri sebagai berikut: Segala sesuatu yang datang sebagai hasil dari aktivitas panca indera untuk mengetahui, yaitu terungkapnya suatu kenyataan ke dalam jiwa sehingga tidak ada keraguan terhadapnya, sedangkan ilmu menghendaki lebih jauh, luas, dan dalam dari pengetahuan.

Pengetahuan adalah informasi atau maklumat yang diketahui atau disadari oleh seseorang. Pengetahuan termasuk, tetapi tidak dibatasi pada deskripsi, hipotesis, konsep, teori, prinsip dan prosedur yang secara Probabilitas Bayesian adalah benar atau berguna. Dalam pengertian lain, pengetahuan adalah berbagai gejala yang ditemui dan diperoleh manusia melalui pengamatan inderawi. Pengetahuan muncul ketika seseorang menggunakan indera atau akal budinya untuk mengenali benda atau kejadian tertentu yang belum pernah dilihat atau dirasakan sebelumnya. Misalnya ketika seseorang mencicipi masakan yang baru dikenalnya, ia akan mendapatkan pengetahuan tentang bentuk, rasa, dan aroma masakan tersebut.
Pengetahuan yang lebih menekankan pengamatan dan pengalaman inderawi dikenal sebagai pengetahuan empiris atau pengetahuan aposteriori. Pengetahuan ini bisa didapatkan dengan melakukan pengamatan dan observasi yang dilakukan secara empiris dan rasional. Pengetahuan empiris tersebut juga dapat berkembang menjadi pengetahuan deskriptif bila seseorang dapat melukiskan dan menggambarkan segala ciri, sifat, dan gejala yang ada pada objek empiris tersebut. Pengetahuan empiris juga bisa didapatkan melalui pengalaman pribadi manusia yang terjadi berulangkali. Misalnya, seseorang yang sering dipilih untuk memimpin organisasi dengan sendirinya akan mendapatkan pengetahuan tentang manajemen organisasi.
Selain pengetahuan empiris, ada pula pengetahuan yang didapatkan melalui akal budi yang kemudian dikenal sebagai rasionalisme. Rasionalisme lebih menekankan pengetahuan yang bersifat apriori; tidak menekankan pada pengalaman. Misalnya pengetahuan tentang matematika. Dalam matematika, hasil 1 + 1 = 2 bukan didapatkan melalui pengalaman atau pengamatan empiris, melainkan melalui sebuah pemikiran logis akal budi.
            Dalam filsafat Ilmu (Jujun S.Suriasumantri:1990:91) disebutkan bahwa ilmu membatasi lingkup penjelajahannya pada batas pengalaman manusia juga disebabkan metode yang dipergunakan dalam menyusun yang telah teruji kebenarannya secara empiris, sedangkan pengetahuan pada hakikatnya merupakan segenap apa yang kita ketahui tentang suatu obyek tertentu, termasuk ke dalamnya adalah ilmu, jadi ilmu merupakan bagian dari pengetahuan yang diketahui oleh manusia disamping berbagai pengetahuan lainnya seperti seni dan agama. Pengetahuan merupakan khasanah kekayaan mental yang  secara langsung atau tak langsung turut memperkaya kehidupan kita.
            Tetapi ada anggapan lain, Irawan M.Hum (Filsafat Sains:2007:1) menyatakan bahwa  Yang dimaksud dengan ilmu adalah pengetahuan yang terdiri atas fakta-fakta yang di dapat melalui sejumlah metoda yang istimewa yaitu terorganisir, disertai dengan prosedur yang masuk akal dan pengujian (verifikasi) yang teramati dan terukur. Ilmu berarti kejelasan, segala daya upaya manusia mencari ilmu sebenarnya adalah mencari kejelasan, menandakan bahwa kata ilmu memiliki makna yang luas. Artinya, apapun bentuk tindakan mengenal, memikirkan, serta memahami yang dilakukan manusia terhadap suatu objek bisa dikategorikan sebagai ilmu.
            Pengetahuan pada dasarnya adalah kesatuan antara subyek yang mengetahui dan obyek yang diketahui. Suatu kesatuan dalam mana objek itu dipandang oleh subjek sebagai yang dikenalinya. Karena melibatkan subjek atau manusia yang mengetahui maka pengetahuan lebih bersifat dinamis dari pada statis, sebab manusia sebagai subjek senantiasa berubah dalam mengenal serta memaknai objek yang diketahuinya. Pengetahuan lebih dimaknai sebagai kata kerja , yang berarti suatu ungkapan yang menggambarkan bahwa spirit manusia tidak akan pernah berhenti untuk mendapatkan kebenaran.
            Jadi sebagai simpulan, ada dua anggapan dasar mengenai perbedaan ilmu dengan pengetahuan, yaitu pengetahuan sebagai bagian dari ilmu dengan arti kata ilmu lebih luas cakupannya dari pada ilmu, anggapan lain bahwa ilmu sendiri sebagai bagian dari pengetahuan dengan arti kata pengetahuan lebih luas cakupannya dari pada ilmu. Tapi tidak setiap pengetahuan bisa dikatakan ilmu, karena ada batasan-batasan tertentu yang dipersyaratkan oleh ilmu bagi pengetahuan.
3.Soal: Jelaskan makna kritis, refleksif, dan radikal filsafat dalam memandang sains.
            Makna kritis filsafat dalam memandang sains dapat dijelaskan melalui teori kritis, dimana teori ini berkembang tahun 30 an di Jerman yakni di Institut fur Sosialforschung di Frankfurt, sehingga sering juga disebut aliran Frankfurt.  Tokoh-tokoh terkemuka dari teori ini adalah Horkheimer, Adorno, dan Marcuse.  Sebenarnya teori ini berasal dari “Teori Kritik Masyarakat” yang intinya adalah bermaksud membebaskan masyarakat dari manipulasi ilmuwan moderen.  Teori tersebut mengambil inspirasi dari pemikiran Karl Marx, namun tidak mengikuti Marx yang dianggap radikal-revolusioner.
Salah satu unsur utama dari teori kritis adalah keyakinan bahwa di balik selubung objektivitas sains tersembunyi kepentingan kekuasaan.  Kepentingan ini diyakini  bersifat ekonomis, kapitalis, dan dehumanis.  Karena itu, penganut teori kritis ingin membuat semacam pencerahan (enlightenment/aufklarung) dengan mengungkap tabir yang menutupi maksud yang tidak manusiawai dari perkembangan sains.  Sinyalemen tentang tidak sterilnya sains dari kepentingan sebenarnya sudah dikemukakan berabad-abad silam oleh filsuf Yunani yakni Francis Bacon dengan ucapannya yang penulis kutip pada awal bab ini.  Nasoetion (1999) juga mengemukakan bahwa sains dapat digunakan untuk mendapatkan keuntungan bagi sebagian umat dengan merugikan umat lainnya.
            Teori kritis mencapai kejayaan pada tahun 60 an di Eropah dan menjadi inspirasi sebuah gerakan masyarakat dan mahasiswa.  Sayangnya, gerakan ini berkembang menjadi gerakan anti masyarakat industri dan kapitalis, sehingga sering disebut “Neo Merxisme”.  Sejalan dengan gagalnya Marxisme paham teori kritis juga memudar.  Perkembangan dunia ternyata tidak sesuai dengan pengandaian (presumsi) Marx bahwa manusia adalah makhluk berkebutuhan, dan hal ini merupakan peluang untuk dimanipulasi oleh kapitalisme dengan kedok perkembangan sains.
            Dalam pernyataan lain disebutkan bahwa makna kritis filsafat sains dihubungkan dengan perkembangan dan nilai manfaatnya, bahwasannya jika kita ingin bersaing di dunia maka penguasaan sains harus betul-betul maksimal. Sifat kritis dari filsafat dalam memandang sains diharapkan mampu menunjukkan bahwa kebenaran dalam sains itu belum final dan tidak pasti. Ketidakpastian tidak dimaknai secara psikologis, artinya tidak lantas kita menjadi bingung  dan putus asa karena seolah tidak ada kebenaran apapun yang dapat kita percayai tetapi hendaknya dimaknai secara logis , kondisi ini membuka peluang bagi semua pihak yang memiliki kepentingan dan obsesi bahwa suatu saat kita bisa menciptakan sains dan menemukan kebenaran baru.
            Makna raddikal filsafat dalam memandang sains
Di samping agama dan filsafat, sains merupakan salah satu bentuk pengetahuan manusia yang gigih mencari makna. Mungkin sains tidak menuntaskan banyak misteri kehidupan manusia, seperti misteri asal-usul kehidupan dan misteri kematian, namun langkah-langkah untuk memecahkan enigma-enigma seperti itu tampaknya berjalan progresif dalam sains. Kesan bahwa sains ingin menyaingi agama atau bahkan menggantikannya dalam perannya sebagai juru tafsir dunia cukuplah beralasan. Sains berambisi menjadi sistem pandangan dunia menyeluruh, dan itulah yang terjadi dalam scientism. Di dalam saintisme kesahihan agama dalam memaknai dunia ditolak. Di tengah-tengah dominasi saintistis itu di abad ke-20 terjadi suatu tren yang sebaliknya: Kesahihan sains dalam memaknai dunia juga dipersoalkan.
Pada khirnya, pencarian makna (objektivitas) dalam sains bermuara pada persoalan bahasa. Seperti dibuktikan oleh Richard Rorty dalam Philosophy and the Mirror of Nature, sains modern bertumpu pada asumsi epistemologis Cartesian bahwa rasio manusia mampu mencerminkan realitas, dan bahasa logis dalam sains adalah representasi atas realitas itu. Rorty menolak asumsi ini. Menurutnya, pengetahuan dan bahasa ilmiah bukanlah cerminan alam, melainkan “a justified true belief” yang ditetapkan lewat conversation. Dengan kalimat lain, sains hanyalah salah satu aktivitas manusia untuk membentuk kebiasaan-kebiasaan bertindak untuk mnghadapi lingkungannya. Istilah “atom”, misalnya, bukan cermin realitas; istilah ini dianggap ‘benar’ karena pada praktiknya berguna (berfungsi) untuk menghadapi realitas. Istilah itu sendiri tidak isomorfis dengan realitas. Jadi, sains bukanlah metabahasa yang mengatasi praktik-praktik lain, melainkan hanyalah salah satu language-game dalam praktik conversation dalam masyarakat. Language-games lainnya adalah agama, politik, kebudayaan dst. Pencarian makna dalam sains bukanlah pencarian kebenaran metahistoris, melainkan ‘pergantian language-game” atau “sejarah metafor” yang tidak pernah berkesinambungan, melainkan merupakan patahan-patahan paradigmatik (Kuhn).
(http://ahmadsamantho.wordpress.com/2008/09/22/sains-dan-pencarian-makna/)12/11/2009
Makna raddikal filsafat dalam memandang sains
Filsafat sains dalam perkembangannya merefleksikan secara kritis ciri-ciri hakiki dari sains itu sendiri beserta arti dan nilainya bagi kehidupan manusia secara keseluruhan. Sains dan teknologi sebagai wujud penerapannya yang dalam masyarakat modern semakin menjadi bentuk yang paling dominan dicoba untuk secara kritis dinilai dan ditempatkan dalam peta pengetahuan dan pemahaman yang menyeluruh dalam hidup dan kehidupan.
            (Irawan, M.Hum: 14: 2007)
                                                 


Selasa, 10 November 2009


LAPORAN HASIL OBSERVASI
DI
PT.COCA-COLA BOTTLING INDONESIA
UNIT JAWA BARAT
RANCAEKEK-BANDUNG


Oleh:
Kelompok XII
Firmansyah (207 202 102)
Fitriyah Sayyidah (207 202 103)



PRODI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2009







KATA PENGANTAR
Bbismillahirrahmanirrahim,
            Puji serta Syukur kepada Allah SWT, karena dengan rahmatNya dan kebesaranNya-lah  penyusun dapat berusaha menyelesaikan laporan observasi di PT.Coca-Cola Bottling Indonesia Unit Jawa Barat.
            Dalam penyusunan laporan hasil observasi ini, penyusun menyadari bahwa laporan ini jauh dari kesempurnaan karena berbagai keterbatasan yang ada. Namun berkat bimbingan dan dukungan dari semua pihak, akhirnya penyusun dapat menyelesaikan laporan ini dengan baik.
            Penyusun menyadari banyak sekali kekurangan-kekurangan di dalamnya yang masih perlu untuk dikaji, oleh karena itu nuansa keilmuan dimunculkan untung menampung berbagai  tanggapan untuk perbaikan ke arah berikutnya.
            Semoga Allah SWT membalas semua kebaikan yang telah diberikan dan memberikan hidayahNya kepada kita semua dan semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkannya.


                                                                                        Bandung, 31 Oktober 2009

                                                                                                     Penyusun



i






DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................ii
BAB    I           PENDAHULUAN
                        A.Latar Belakang......................................................................1
                        B.Tujuan...................................................................................2
                        C.Waktu dan Tempat................................................................2
BAB    II         PEMBAHASAN
                        A.Nama Perusahaan.................................................................3
                        B.Badan Hukum/Legalitas.......................................................3
                        C.Sejarah..................................................................................3
                        D.Visi dan Misi........................................................................5
                        E.Karyawan..............................................................................5
                        F.Pengelolaan Perusahaan........................................................7
                        G.Peluang dan Hambatan Perusahaan......................................8
                        H.Strategi Pengembangan Usaha.............................................9
BAB    III        PENUTUP
                        A.Kesimpulan.........................................................................10
                        B.Saran....................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN

ii

BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
            Air merupakan suatu kebutuhan yang tidak dapat ditinggalkan untuk kehidupan manusia, karena air digunakan untuk bermacam-macam kegiatan manusia seperti minum, pertanian, industri, perikanan dan sebagainya. Di Indonesia, jumlah air mencapai 70 % dari permukaan bumi, namun bukan hanya jumlahnya yang penting, tetapi mutu dari air tersebut juga perlu diperhatikan karena aiar digunakan untuk penggunaan tertentu, seperti air yang cocok untukkegunaan industri atau untuk diminum. (Buckel et al, 1987)
            Air yang diminum diartikan sebagai air yang bebas dari bakteri yang berbahaya dan ketidakmurnian secara kimiawi. Air minum harus tampak menarik dan menyenangkan untuk diminum, selain itu juga air minum haruslah tidak mengandung bahan yang tersuspensi atau kekeruhan.
            Seiring bertambahnya jumlah penduduk dengan kemajuan zaman, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta daya kreatifitas yang tinggi mengakibatkan bermunculannya berbagai macam pengembangan produk minuman yang memiliki ciri khas pribadi. Salah satu minuman ringan yang populer dan digemari saat ini adalah minuman ringan yang tidak mengandung alkohol, seperti Coca-Cola, Fanta dan Sprite.
            Minuman ringan (soft drink) adalah minuman yang tidak mengandung alkohol, merupakan minuman olahan dalam bentuk bubuk atau cair yang mengandung bahan makanan dan atau bahan tambahan lainnya baik alami maupun sintetik yang dikemas dalam kemasan siap untuk dkonsumsi.
Minuman ringan terdiri dari dua jenis, yaitu minuman ringan dengan karbonasi dan minuman ringan tanpa karbonasi. Minuman ringan dengan karbonasi ialah minuman yang mengandung sirup, konsentrat buah dicampur aiar diberi tambahan karbonasi dengan proporsi tertentu  dan bebas alkohol, dikemas dalam kemasan dan dapat langsung dikonsumsi. Sedangkan minuman ringan tanpa karbonasi adalah minuman selain minuman ringan dengan karbonasi.
            Coca-cola merupakan salah satu minuman berkarbonasi yang diproduksi oleh PT.Coca-cola Bottling Indonesia Unit Jawa Barat. Bahan dasar pembuatan produk Coca-Cola ini meliputi konsentrat, gula murni, air bermutu tinggi, dan gas CO2 yang dicampurkan dengan tahap-tahap proses yaitu pengolahan air, pembuatan sirup, pencampuran dan pembotolan.
            Di Indonesia, minuman Coca-Cola ini telah berhasil diproduksi oleh  sebelas pabrik Coca-Cola yang beroperasi di berbagai propinsi di Indonesia, yaitu Jakarta, Medan, Surabaya, Semarang, Ujung Pandang, Bandung, Padang, Bali, Lampung, Manado, Dan Banjarmasin.Produk yang dihasilkan perusahaan minuman ringan tanpa alakohol ini beragam.
            Sistem pemasaran Coca-cola di seluruh dunia sama yaitu sistem pemasaran langsung kepada konsumen atau Direct Selling. Semua yang berminat menjual Coca-Cola, Fanta, Sprite akan diberikan pelayanan yang sama. Pemasaran dan penjualan produk PT.Coca-Cola Bottling Indonesia Unit Jawa Barat diserahkan kepada PT.Coca-Cola Distribution Indonesia Unit Jawa Barat sebagai distributor tunggal.
B.Tujuan
Mengetahui ruang lingkup serta gambaran mengenai peusahaan dalam konteks perusahaan berkapasitasbesar. Kemudian menambah referensi pengalaman mengenai berbagai sistem usaha. Dan ada hubungan antra teori sebagai konsep dasar dengan lapangan langsung, sehingga akan betul-betul memahami dengan baik.
C.Waktu dan Tempat
Observasi dilakukan satu minggu sebelum laporan disusun, tempat observasi yaitu PT.Coca-Cola Bottling Indonesia Unit Jawa Barat yang berlokasi di Jalan Raya Bandung-Garut Km 26 Kabupaten Sumedang, Jawa Barat.Compose
BAB II
PEMBAHASAN
A.Nama Perusahaan
            Perusahaan ini bernama PT.COCA COLA BOTTLING INDONESIA UNIT JAWA BARAT yang berlokasi di Jalan Raya Bandung-Garut Km 26 Kabupaten Sumedang Jawa Barat. Yang sebelumnya bernama PT.COCA COLA AMATIL INDONESIA BOTTLING yang telah dicabut Izin Usaha Industri berdasyarkan peraturan Nomor 195/T/INDUSTRI/usan 1994 tanggal 18 Maret 1994 atas nama PT. Coca-cola Amatil Indonesia Bottling.
B.Badan Huku atau Legalitas
            Berdasyarkan Kepusan Menteri Negara. Kepala bahan penanaman modal dan pembinaan Badan Usaha Nilik Negara nomor :439/T/Idustri tentang izin usaha industri.
            Berdasyarkan pernyataan untuk memberikan peran (SIUP) Dengan NKP yaitu  3134-02/03/o5/o7/08/-12/17/21/23-3679, NPWP yaitu1.069.584.9-052.
            Badan Hukum atau legalitas sudah jelas, bahwasannya Coca –Cola Bottling Indonesia berbentuk PT (Perseroan  terbatas).
Lebih jelasnnya dapat di lihat di bagian lampiran.
C.Sejarah
1.      Sejarah Coca-Cola di Dunia
Minuman Coca-Cola pertama kali ditemukan pada bulan Mei 1886 oleh Dr.John S. Pemberton  di Atlanta, Georgia, Amerika Serikat. Beliau mencampurkan suatu ramuan khusus dari gula menjadi sirup berwarna karamel, kemudian diaduk bersama air di dalam periuk tembaga. Nama Coca-Cola sendiri disarankan oleh pegawai pembukuannya, Frank Robinson, Yang merancang tulisan Coca-Cola  dalam huruf sambung yang terkenal hingga sekarang. Coca-Cola pertama kali dijual dengan mesin soda fountain di Jacob’s Pharmacy di Atlanta oleh WillisVenable.
Dr.Pemberton menjual ciptaannya dengan harga 5 dolar sen per gelas di apotiknya dan mempromosikan produknya dengan membagi ribuan kupon yang dapat ditukarkan untuk mencicipi satu minuman Cuma-Cuma. Pada tahun tersebut, ia menghabiskan 46 dolar untuk biaya periklanan. Pada tahun 1892, Pemberton menjual haan guck cipta Coca-Cola ke Asa G.Chandler yang kemudian mendirikan perusahaan Coca-Cola pada tahun 1892.
Pada awalnya penjualan minuman ini dilakukan dengan menempatkan minuman ringan tersebut di dalam guci besar yang diletakkan di tempat strategis.
Namun adanya peningkatan jumlah pembelianmenyebabkan penggunaan guci tersebut dialihkan dengan kemasan botol yang lebih praktis.
Sebelum wafat di tahun 1988, Dr. Pemberton mewariskan ramuan Coca-Cola kepada Asa Chandler, perusahaan yang didirikannya yaitu The Coca-Cola Company merupakan induk dari semua perusahaan pembotolan yang memiliki merk dagang  Coca-Cola di seluruh negara di dunia dengan menyediakan bahan baku konsentratnya. Mulai tahun 1893, The Coca-Cola Company membangun pabriknya di luar Atlanta.
2.      Sejarah Coca-Cola di Indonesia
Coca-Cola mulai dikenal oleh masyaarakat Indonesia sekitar tahun 1927 ketika De Nederland Indische Mineral Water Fabrieck (Pabrik air mineral hindia-belanda) membotolkanya untuk pertama kali di Batavia. Selanjutnya perusahaan tersebut diambil alih oleh pedagang Indonesia dan berubah nama menjadi The Indonesian Bottle Ltd. N. V. Yang berstatus perusahaan nasional. Pertambahan usaha dan modal terjadi pada tahun 1971 dimana IBL berubah menjadi PT.Djaya Beverages Bottling Company yang merupakan pabrik pembotolan modern di Indonesia. Adanya penambahan modal tersebut meningkatkan kapasitas pabrik yang dikuti pula dengan penambahan macam produk yang dihasilkan dalam berbagai ukuran dan kemasan. Seluruh saham PT.DBBC pada tahun 1993 diambil alih oleh  Coca-Cola Amatil Ltd.
Pt.Coca-Cola Amatil Indonesia dibagi menjadi dua, yaitu Pt.Coca-Cola Amatil Indonesia Bottling dan Pt.Coca-Cola Amatil Indonesia Distribution.
3.      Sejarah Perkembangan PT.Coca-Cola Bottling Indonesia Unit Jawa Barat
Perusahaan minum ringan Coca-Cola didirikan di Jawa Barat pada tanggal 7 Agustus 1979 yang pada awalnya bernama PT.Tirta Mukti Indah Bottling Company dengan status perusahaan dalam negeri yang akhirnya dipercaya untuk memproduksi Coca-Cola, Fanta, Sprite, dan soda water.
Pemasarannya sendiri untuk wilayah Jawa Barat dilakukan oleh produsen Coca-Cola Jakarta yaitu PT. Djaya Beverages Bottling Company. Namun pada akhirnya, pengelolaan untuk Jawa Barat dilakukna oleh PT.Tirta Lina Bottling Company pada tanggal 14        Mei 1981. PT. Tirta Lina Bottling Company berubah nama menjadi PT.Coca-Cola Amatil Bottling Indonesia.
Pada tanggal 1 April 2003 PT.Coca-Cola Amatil Bottling Indonesia berganti nama menjadi PT.Coca-Cola Bottling  Indonesia Unit Jawa Barat yang berada langsung di bawah pengawasan  PT.Coca-Cola Bottling Indonesia dan Coca-Cola Company di atlanta, Georgia.
D.Visi dan Misi
            Visi dan misi PT.CCBI-Jawa Barat mengacu pada visi-misi secara umum, dimana arahannya lebih kepada kepentingan ekonomi di samping ada kepentingan-kepentingan lain seperti sosial.
E.Karyawan (Ketenagakerjaan)
            Karyawan  di PT Coca-Cola Bottling Indonesia Unit Jawa Barat terbagi ke dalam tiga golongan, yaitu karyawan tetap, karyawan kontrak, dan karyawan harian. Karyawan tetap dibagi menjadi karyawan staf dan nonstaf. Sebagian besar tenaga kerja yang ada di PT.CCBI-Jawa Barat berasal atau direkrut dari lingkungan skitar pabrik, terutama mereka yang bekerja di bagian produksi dan pemasaran. Hingga saat ini, jumlah karyawan di PT. CCBI-Jawa Barat sebanyak 152 orang  yang terdiri dari karyawan tetap, karyawan kontrak, dan karyawan harian. Pembagin tenaga kerja antara lain bgian Water treatment 1 orang, pembuatan sirup 3 orang, proses produksi 15 orang, laboratorium 4 orang, mechanical engineering 3 orang dan bagian limbah satu orang untuk setiap shiftnya. Sisanya merupakan pegawai bagian kantor. Sebagian besar orang yang bekerja di PT.CCBI-Jawa Barat berasal daripenduduk sekitar pabrik dan juga dari luar daerah.
            Sistem penerimaan karyawan dengan menggunkan sistem seleksi dengan melihat tingkat pendidikan, keterampilan, prestasi, kemampuan, dan etos kerja karyawan. Apabila calon karyawan tersebut memenuhi syarat-syarat yang telah ditentukan oleh perusahaan, maka calon karyawan tersebut dapat diterima untuk bekerja. Jika terdapat suatu jabatan lowong, pengusaha berhak untuk mencari dan menetapkan calon yang memnuhi persyaratan untuk jabatan tersebut.
            Waktu kerja karyawan terbagi menjadi dua, yaitu non-shift untuk karyawan staf dengan waktu kerja mulai dari pukul 08.00-16.00 WIB selama lima hari kerja(senin-jumat) dengan jam istirahat pada pukul 12.00-13.00 WIB. Untuk 6 hari kerja seminggu,  senin sampai sabtu yaitu pukul08.00-16.00, dengan istirahat siang 12.00-13.00, dan sabtu 08.00-13.00 tanpa istirahat. Perubahan jam kerja dapat  dilakukan sesuai dengan kebutuhan pekerjaan, sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Sedangkan untuk karyawan non-staf terbagi menjadi tiga shift yang masing-masing mendapat 8 jam kerja. Pembagin kerja dengan sistem ini bertujuan agar proses produksi dapat berjalan terus selama 24 jam sehari.
            Sistem pengupahan yang berlaku adalah struktur pengupahan terdiri dari gaji pokok, tunjangn tetap dan tunjangan tidak tetap. Upah dibayarkan dalam bentuk upah kotor, dengan demikian pekerja wajib membayar pajak penghasilan sesuai dengan ketentuan perpajakan yang berlaku. Pembayaran upah selambat-lambatnya pada minggu terakhir setiap akhir bulan. Terkecuali ditentukan lain berdasyarkan kesepakatan antara perusahaan dan pekerja.

F.Pengelolaan Perusahaan
            Pengelolaan perusahaan berarti berhubungan denan organigram perusahaan, Pimpinan tertinggi PT.CCBI-Jawa Barat dipegang oleh General Manager. General Manager Ini membawahi dua perusahaan, yaitu PT.CCBI-Jawa Barat sebagai perusahaan penghasil produk dan PT.CCDI-Jawa Barat sebagai distribusi dan pemasaran produknya untuk wilayah jawa barat dan sekitarnya. General Manager berfungsi sebagai perencana fungsi organissi serta wakil perusahaan untuk berhubungan  dengan dunia luar perusahaan, masyarakat dan pemerintah.
            Di kedua perusahaan tersebut, General manager membawahi langsung lima manger yang memimpin masing-masing departement, yaitu Finance Manager, Human Resources Manager, General Sales and Marketing Manager, Bussines Service Manager, dan Technical Operation  and Logistic(TOL) Manager. Setiap manager departemen membawahi seorang atau bebrapa supervisor atau officer.
            Adapun tugas dan wewenang masing-masing jabatan di bagian pabrika adalah sebagai berikut:
a.       Finance Manager
Bertugas membuat rencana pengeluaran biaya operasional, melakukan pencatatan transaksi, mengeluarkan analisis biaya, dan melakukan kontrol terhadap biaya-biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan. Departemen ini mempunyai empat divisi yaitu Finance Acounting, Acounting Checker, Business Information System.


b.      Human Resources Manager
Bertugas mengatur masalah administrasi yang berkaitan dengan masalah karyawan atau ketenagakerjaan seperti pengangkatan  karyawan baru, pelatihan aryawan, sistem penggajian, pemberhentian karyawan, dan sebagainya.
c.       General Sales and Marketing Manager
Bertugas sebagai penanggung jawab terhadap pemasaran produk, dan juga menjalankan semua strategi pemasaran yang ditetapkan oleh perusahaan.
d.      Business Service Manager
Bertanggung jawab terhadap jalannya arus informasi di perusahaan. Departemen ini menangani hal-hal seperti pemeliharaan jaringan komputer, internet,fleef dan telepon.
e.       Technical Operation and Logistic Manager
Bertugas sebagai penanggung  jawab terhadap kelancaran produksi perusahaan, yang meliputi ketersediaan bahan baku, kesiapan peralatan dan mesin, serta mutu Produk yang dihasilkan.
G.Peluang Dan Hambatan Perusahaan
            Banyak peluang yang memang sangat pelu untuk direspon dan ditindaklanjuti, namun tentu harus berdasyarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu yang matang dan melibatkan semua pihak dalam perusahaaan  tersebut. Salah satunya, peluang yang telah ditindaklanjuti adalah kreasi dari produk baru yang didesain untuk menambah warna produk dan sekaligus sebagai wahana persaingan sehat, dikarenakan banyak produk-produk lain yang sejenis yang tentunya akan meramaikan pangsa pasar. Peluang lain, yaitu dengan adanya kerjasama dengan perusahaan lain atau ada upaya sosial untuk menmbah daya tarik perusahaan.
Kemudian hambatan yang dihadapai perusahaan adalah besarnya biaya produksi yang salah satunya menekankan pada air bersih dan listrik dihubungkan dengan fluktuasi ekonomi yang tidak menentu, kemudian adanya persaingan dari pesaing baru yang memiliki tampilan memikat dan memang berkualitas, hal itu harus disikapi secara positif dimana kita harus bisa mendesain dan membuat kreasi baru pada produk yang telah ada. Hambatan lain berupa banyaknya biaya yang lain, yang tidak terduga serta kadang ada berbagai masalah dengan permodalan dan kebijakan yang berkaitan dengan ketenagakerjaan.
H.Stategi Pengembangan Usaha
Rencana pengembangan perusahaan PT.CCBI-Jawa Barat yaitu sedang merancang produk baru yang hanya baru desain. Dan sebelumnya pula frestes berhasil menembus pangsa pasar dan mengkategorikan diri sebagai minuman berkualitas dan berkelas. Rancangan tersebut tentunya harus berdasyarkan rekomendasi dari pusat dan tentunya harus diikuti dengan penambahan modal serta luas areal pabrik. Atau mendesain dalam bentuk inovasi produk yang telah ada, supaya tampilannya menarik, atau pula ada sedikit kreasi rasa dan warna. Di samping itu, rencana pengembangan perusahaan yang lain yaitu mengadakan kerjasama dengan bebagai pihak.









BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
            Bahwasannya PT.Coca-Cola Bottling Indonesia Unit Jawa Barat merupakan perusahaan unit yang fungsinya sama yaitu produksi dan pemasaran produk berupa minuman soda yang tidak beralkohol.
B.Rekomendasi
            Laporan didudun untuk pemenuhan akan tugas disamping pelajaran penting yang harus dikuasai mengenai keberadaan sebuah perusahaan, banyak wacana yang mungkin masih perlu untuk dikaji ulang dan diperbaiki seperti bagaimana mestinya. Penyusun mengajak untuk memperbaiki hal-hal yang masih perlu perbaikan, dan itu merupakan sistematika keilmuan yang mendalam.













DAFTAR PUSTAKA
-          Khory Puji Astuti, Laporan Kerja Praktek di PT.Coca-Cola Bottling Indonesia Unit Jawa Barat, Bandung:Khory Puji Astuti Publisher, 2007