Selasa, 10 November 2009

MISSION HMI

Dan Dialah Tuhan yang menjadikan kamu sekalian (ummat manusia) sebagai Khalifah di muka bumi serta melebihkan sebagian dari kamu atas sebagian yang lain bertingkat-tingkat untuk menguji kamu dalam hal-hal yang telah di uraikan kepada kamu, sesungguhnya cepat siksanya (akibat buruk dari padanya perbuatan manusia yang salah) dan Dia pastilah Maha Pengampun dan Maha Penyayang ( memberikan akibat baik atas perbuatan manusia yang benar). QS.-Quran S. QS.- QS.-AnĂ¡m –VI:165)
Pendahuluan

Pada satu titik keyakinan tidak bisa diragukan bahwa kelahiran Islam sebagai ajaran yang hak dan sempurna untuk mengatur umat manusia berkehidupan sesuai fitrahnya sebagai khalifah di muka bumi. Hal tersebut menyimpulkan bahwa secara normatif Islam tidak sekedar agama ritual yang cenderung individual akan tetapi merupakan suatu tata nilai yang mempunyai komunitas dengan kesadaran kolektif yang memuat pemahaman, kepentingan struktur dan pola aksi bersama demi tujuan yang lebih besar secara universal (rahmatan lil alamin)

Kelahiran keluarga HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM (HMI) di tengah pergolakan fisik juga ideologi perjuangan bangsa pada tanggal 5 Pebuari 1974 yang didasari oleh semangat mengimplementasikan nilai-nilai ke-Islaman dalam berbagai aspek ke Indonesiaan. Semangat nilai yang menjadi embrio lahirnya komunitas Islam inilah yang menjadikan dua mainstream (arus besar pemikiran) dalam landasan aksi (eagen action), yakni sebagai interes group (kelompok kepentingan) dan preessure group ( kelompok penekan).

Dari sisi kepentingan sasaran yang hendak diwujudkan adalah terutama nilai-nilai Islam secara normatif pada setiap level kemasyarakatan sedangkan pada posisi penekan keinginan sebagai pejuang Allah dalam melakukan pembebasan kepada kaum mustadafin (tertindas).

Sedangkan sebagai khalifah di muka bumi manusia di tuntut mengejawantahkan nilai-nilai ilahiyah di bumi dengan kewajiban mengabdikan diri semata-mata kehadiratnya meneladani dengan bingkai pengabdian kehadiratnya melahirkan konsekwensi untuk melakukan pembebasan (liberation) dari belenggu-belenggu selain Tuhan, dalam kontek ini seluruh penindasan atas kemanusiaan adalah thagut yang harus dilawan.

Tugas yang lebih jelas dalam konsep khalifah di muka bumi adalah manusia harus tampil untuk melakukan sebuah perubahan sesuai misi yang di emban oleh para nabi yaitu menjadikan Islam sebagai Rohmat Bagi Seluruh Alam.

Rahmat bagi seluruh alam dalam pemaknaan ini memberikan pemahaman bahwa Islam adalah mencita-citakan terbentuknya suatu masyarakat yang menjunjung tinggi semangat persaudaraan universal (universal broderhoood), egaliter (sejajar), demokratis, berkeadilan sosial (social justice), dan berkeadaban (social civilization) serta secara istikomah (ajeg) melakukan perjuangan untuk membebaskan kaum tertindaas (mustadafin).

Pada sisi lain sebagai organisasi kader HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM (HMI) juga diharapkan mampu menjadi alat perjungan dalam mentransprormasikan gagasan dan aksi terhadap rumusan cita yang ingin dibangun yakni Terbinanya Insan Akademis Pencipta, Pengabdi yang Bernapaskan Islam dan Bertanggungjawab atas Terwujudnya Masyarakat Adil dan Makmur yang di Ridhoi Alllah SWT.

Dengan demikian secara garis besar sebagai permulaan dalam memahami Mission HMI kali ini penulis mencoba menuturkan terlebih dahulu sebagai mana di atas yakni bagaimana memahami kondisi Islam (Ummat) yang dijadikan sebagai azas atau landasan pokok organisasi, sifat independensi, fungsi sebagai organisasi kader, peran perjuangan serta tujuan dalam membentuk profil muslim-intelektual-profesional yang bertanggung jawab atas terwujudnya masyarakat adil dan makmur yang diridhoi Allah SWT. sehingga besar harapan penulis dari beberapa pemahaman tersebut di atas mencerminkan sebuah gambaran rumusan tentang substansi pemaknaan mission dalam organisasi yang bernama HMI.

[2]Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) dalam dinamika Ke ummatan dan Kebangsaan

Setelah kelahiran sebuah organisasi yang bernama HMI di tengah pergolakan bangsa yang masi gamang tujuan yang sangat jelas diperlukan untuk suatu organisasi hingga pada setiap usaha yang dilakukan oleh organisasi tersebut dapat dilaksanakan dengan teratur dan terarah. Bahwa satu tujuan organisasi dipengaruhi oleh suatu motivasi dasar pembentukan, status dan fungsinya dalam totalitas dimana ia berada. Maka dalam totalitas kehidupan bangsa indonesia HMI adalah organisasi yang menjadikan Islam sebagai sumber nilai, motivasi dan inspirasi, berstatus sebagai organisasi mahasiswa yang berperan sebagai sumber insani pembangunan bangsa dan berfungsi sebagai organisasi yang bersifat independen.

Suatu dasar motivasi yang paling dalam bagi HMI adalah ajaran Islam, karena islam adalah ajaran fitrah maka pada dasarnya tujuan dan mission Islam adalah juga merupakan tujuan dari pada kehidupan manusia yang fitri yaitu yang tunduk kepada kefitrohan kemanusiaannya. Sedangkan tujuan kehidupan manusia yang fitri adalah kehidupan yang menjamin adanya kesejahteraanjasmani dan rohani secara seimbang atau dengan kata lain kesejahteraan materil dan spirituil.

Sedangkan apabila dilihat dari kebutuhan dasar (basic demand) dalam sejarah bangsa Indonesia, HMI tidak dapat dipisahkan dari tiga periode perjalanan bangsa Indonesia yakni ;

a. Periode (Masa) Penjajahan

Penjajahan pada dasarnya adalah perbudakan. Sebagai bangsa terjajah sebenarnya bangsa Indonesia pada waktu itu telah kehilangan kemauan dan kemerdekaan sebagai hak azasinya. Idealisme dan tuntutan bangsa Indonesia pada waktu itu adalah kemerdekaan. Oleh karena itu timbulah gerakan-gerakan nasional dimana pimpinan-pimpinan yang dibutuhkan adalah mereka yang mampu menyadarkan hak-hak asazinya sebagai suatu bangsa.

b. Periode (Masa) Revolusi

Periode ini adalah masa merebut dan mempertahankan kemerdekaan. Dimana berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa serta didorong oleh keinginan yang luhur maka bangsa indonesia memperoleh keerdekaannya pada tanggal 17 agustus 1945. Dalam kondisi ini yang di butuhkan oleh bangsa Indonesia adalah adanya persatuan dan solidaritas dalam bentuk mobilitas kekuatan fisik guna melawan dan menghancurkan penjajah untuk itu dibutuhkan adalah "solidarity making" diantara seluruh kekuatan nasional sehingga dibutuhkan adanya pimpinan-pimpinan nasional type solidarity maker.

c. Periode (Masa) Membangun

Setelah Indonesia merdeka dan kemerdekaan itu mantap berada di tangannya maka timbulllah agar cita-cita dan idealisme sebagai manusia merdeka yang bebas dapat direalisir dan diwujudkan. Karena periode ini adalah periode pengisian kemerdekaan yaitu guna menciptakan masyarakat atu kehidupan yang adil dan makmur, maka untuk melaksanakan pembangunan faktor yang sangat diperlukan adalah peningkatan terhadap pentingnya ilmu pengetahuan.

Rumusan Ideal Visi Misi Kader HMI

Dalam rumusan ideal tentang visi perjuangan kader dan missinya, HMI membuat sebuah rumusan Kualitas Lima Insan Cita yakni bahwa HMI adalah merupakan dunia cita di mana sebuah sandaran ideal yang selalu harus diupayakan dan diwujudkan di tengah masyarakat oleh setiap pribadi sebagai kader ummat dan bangsa, sebagaimana yang telah dirumuskan adalah :

Bahwa dalam setiap pribadi kader HMI harus selalu mencerminkan

Pertama, sebagai Insan akademis setiap kader yang berkualitas ditandai dengan semangat pendidikan yang tinggi, berpengetahuan luas, berpikir rasional obyektif dan kritis. Memiliki kempuan teoritis serta mampu memformulasikan apa yang diketahui dan dirasakan. Dia selalu berlaku dan menghadapi suasana sekelilingnya dengan kesadaran. Sanggup berdiri sendiri dengan lapangan ilmu pengetahuan sesuai dengan ilmu yang dipilihnya, baik secara teoritis maupun teknis dan sangup bekerja secara ilmiah yaitu secara bertahap, teratur mengarah pada tujuan sesuai dengan prinsip-prinsip perkembangan.

Dua, Kualitas Insan Pencipta

Yaitu sanggup melihat kemungkinan kemungkinan yang lain yang lebih dari sekedar yang ada dan bergairah besar menciptakan bentuk-bentuk baru yang lebih baik dan bersikap dengan bertolak dari apa yang ada (yaitu Allah). Berjiwa penuh dengan gagasan-gagsan kemajuan, selalu mencari perbaikan dan pembaharuan. Bersikap independen dan terbuka, tidak isolatif, insan yang menyadri dengan sikap demikian potensi, kreatifnya dapat berkembang dan menemukan bentuk yang indah-indah. Dengan ditopang kemampuan akademisnya dia mampu melaksanakan kerja kemanusiaan (amal shaleh) yang disemangati ajaran Islam.

Tiga, Kualitas Insan Pengabdi

Yakni Ikhlas dan sanggup berkarya demi kepentingan orang banyak atau untuk sesama umat. Sadar membawa tugas insan pengabdi bukan hanya membuat dirinya baik, tetapi juga membuat kondisi sekelilingnya menjadi baik. Insan pencipta dan pengabdi adalah yang pasrah cita-citanya yang ikhlas mengamalkan ilmunya untuk kepentingan sesamanya.

Empat, Kualitas Insan Cita yang Bernafaskan Islam

Islam yang telah menjiwai dan memberi pedoman pola pikir dan pola lakunya tanpa memaknai merk Islam. Islam akan menjadi pedoman dalam berkarya dan mencipta sejalan dengan mission Islam. Dengan demikian Islam telah menafasi dan menjiwai karyanya. Ajaran Islam telah berhasil membentuk "unity of personality" dalam dirinya. Nafas islam telah membentuk pribadinya yang utuh tercegah dari keterpecahan jati diri (spilit personaliti) tidak pernah ada dilema antara dirinya sebagai warga negara dan dirinya sebagai muslim, insan ini telah meng-integrasikan masalah suksesnya dalam pembangunan nasional bangsa kedalam suksesnya perjuangan umat Islam Indonesia dan sebaliknya.

Lima, Kualitas Insan Bertanggungjawab atas Terwujudnya Masyarakat Adil Makmur yang Diridhoi Allah SWT

Yakni Insan Akademis, Pencipta dan Pengabdi yang bernafaskan Islam dan bertanggungjawab atas terwujudnya masyarakat adil dan makmur yang diridhoi Allah SWT. berwatak sanggup memikul akibat-akibat yang dari perbuatannya sadar bahwa menempuh jalan yang benar diperlukan adanya keberanian moral. Spontan dalam menghadapi tugas, responsif dalam menghadapi persoalan-persoalan dan jauh dari sikap apatis. Rasa tanggungjawab taqwa kepada Allah SWT, yang menggugah untuk mengambil peran aktif dalam suatu bidang dalam mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur yang diridhoi allah AWT. Korektif dengan setiap langkah yang berlawaan dengan usaha mewujudkan masyarakat yang adil dan makur. Percaya pada diri sendiri dan sadar akan kedudukannya sebagai Kholifah fil Ardhi" yang harus melaksanakan tugas-tugas kemanusiaan.

Pada dasarnya Insan Cita HMI merupakan "man of future" insan pelopor yaitu insan yang berpikiran luas dan berpandangan jauh, bersipat terbuka trampil atau ahli dalam bidangnya, dia sadar apa yang menjadi cita-citanya dan tahu bagaimana mencari ilmu perjuangan untuk secara operatif bekerja sesuai dengan yang dicita-citakan sehingga dalam profil idealnya kader HMI diharapkan menjadi sosok "man of inovator" (duta-duta pembaharu), penyuara "idea of proggresif" insan yang berkepribadian seimbang dan padu kritis, dinamis, adil dan jujur dan tidak takabur, dan bertaqwa kepada Allah SWT. Dan pada dasarnya Lima Kualitas Insan Cita HMI tersebut harus dipahami dalam tiga kualitas insan cita yaitu Insan Akademis, Pencipta, dan Pengabdi. Ketiga kualitas insan pengabdi tersebut merupakan insan Islam yang terefleksikan dalam sikap senantiasa bertanggung jawab atas terwujudnya masyarakat adil dan makmur yang diridhoi Alllah AWT

Penutup

Dengan demikian demi tercapainya missi idealisme ke-Islam-an dan ke Indonesiaan, maka HMI bertekad mejadikan Islam sebagai doktrin yang mengarah kepada peradaban secara integralistik, transendental, humanis dan inklusif. Dengan demikian kader-kader HMI harus berani menegakan nilai-nilai kebenaran dan keadilan di atas nilai indefendensi serta memperjuangkan kebenaran tersebut di atas prinsip-prinsip demokrasi tanpa melihat keyakinan dan mendorong teraktualisasikan nilai- nilai Islam sebagai sumber kebenaran serta spriit perjuangan yang paling hakiki dan menyerahkan semuanya demi ridho-Nya. Wallaahu 'alam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar